Jumat, 04 Januari 2013

Model e-learning menurut staley (2007). Staley mengklasifikasikan seting pembelajaran kedalam empat kuadran, sebagai berikut:




Kuadran 1: Live Synchronous; adalah pembelajaran yang terjadi dalam dimensi waktu dan ruang yang bersamaan. itulah sebabnya dikatakan sebagai sinkronous langsung (LIVE). Seting pembelajaran seperti ini terjadi dalam pembelajaran tatap muka langsung dengan berbagai strategi dan metode pembelajaran seperti ceramah, prkatek, diskusi, demonstrasi, dan lain-lain.

Kuadran 2: Virtual Sunchronous; adalah pembelajaran yang terjadi dalam dimensi waktu yang bersamaan walaupun dimensi ruang yang berbeda. Contohnya adalah mahasiswa di beberapa universitas dapat mengikuti satu perkuliahan yang sama dengan dosen yang sama melalui video conference. Atau seorang siswa mendiskusikan sesuatu dengan gurunya via handphone, dll.

Kuadran 3: Self-paced Asynchronous; pembelajaran yang terjadi dalam dimensi ruang dan waktu yang berbeda (kapan saja dan dimana saja) melalui media pembelajaran yang dirancnag khusus agar memungkinkan dapat dipelajari secara mandiri.  Dalam hal ini, penyelenggara e-learning, Dosen katakanlah, menyediakan berbagai materi ajar atau dikenal dengan istilah Learning Object, dalam beragam jenis dan format, seperti pdf, swf, flv, html, pptx dan lain-lain.

Kuadran 4: Collaborative Asynchronous; sama seperti self-paced  asynchronous, pembelajaran terjadi kapan saja dan dimana saja dan peristiwa belajarnya  melibatkan lebih dari satu orang. Contoh, seorang dosen ingin memperdalam pemahaman mahasiswa tentang sesuatu konsep, maka ia melemparkan isu/permasalahan kedalam forum diskusi untuk mendapatkan argimentasi dari mahasiswanya. Atau sebaliknya, seorang mahasiswa melemparkan permasalahan untu dibahas bersama atau mendapat masukan/tanggapan oleh mahasiswa lain dalam suatu forum diskusi.

Mengacu pada keempat seting pembelajaran tersebut di atas, secara sederhana saya mendefinisikan blended learning sebagai pembelajaran yang mengkombinasikan seting pembelajaran sinbkronous dan asinkronpus secara tepat guna untuk mencapai tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, yang menjadi patokan kapan menggunakan seting pembelajaran sinkronous dan asinkronous dengan segala metodenya adalah tujuan pembelajaran.

Saya gemes, kita bicara e-learning, format silabus yang digunakan adalah format pembelajaran konvensional. PAdahal paradigma belajarnya sedikit serupa tapi tak samalah. sehingga dalam strategi pembelajaran minimal harus mencantumkan strategi pembelajaran sinkronousnya seperti apa dan strategi pembelajaran asinkronousnya seperti apa. Begitu…. saya juga tidak sepakat kalau yang dikatakan blended learning adalah 50% tatap muka (sinkronous langsung) dan 50% online (dalam hal ini, kalo mengacu pada staley tadi, sinkronous maya, asinkronous mandiri, dan asinkronous kolaboratif). Tidak demikian adanya. Tapi, lihat dulu karakteristik tujuan pembelajarannya seperti apa. Setelah itu lihat situasi dan kondisi lingkungan apakah memunginkan untuk pembelajaran secara virtual atau tidak. Tidak serta merta fivty-fivty, tul ga?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar