Contoh Silabus Blended Learning
Model e-learning menurut staley (2007).
Staley mengklasifikasikan seting pembelajaran kedalam empat kuadran,
sebagai berikut:
Kuadran
1: Live Synchronous; adalah pembelajaran yang terjadi dalam dimensi
waktu dan ruang yang bersamaan. itulah sebabnya dikatakan sebagai
sinkronous langsung (LIVE). Seting pembelajaran seperti ini terjadi
dalam pembelajaran tatap muka langsung dengan berbagai strategi dan
metode pembelajaran seperti ceramah, prkatek, diskusi, demonstrasi, dan
lain-lain.
Kuadran 2: Virtual Sunchronous; adalah pembelajaran yang terjadi
dalam dimensi waktu yang bersamaan walaupun dimensi ruang yang berbeda.
Contohnya adalah mahasiswa di beberapa universitas dapat mengikuti satu
perkuliahan yang sama dengan dosen yang sama melalui video conference.
Atau seorang siswa mendiskusikan sesuatu dengan gurunya via handphone,
dll.
Kuadran 3: Self-paced Asynchronous; pembelajaran yang terjadi dalam
dimensi ruang dan waktu yang berbeda (kapan saja dan dimana saja)
melalui media pembelajaran yang dirancnag khusus agar memungkinkan dapat
dipelajari secara mandiri. Dalam hal ini, penyelenggara e-learning,
Dosen katakanlah, menyediakan berbagai materi ajar atau dikenal dengan
istilah Learning Object, dalam beragam jenis dan format, seperti pdf,
swf, flv, html, pptx dan lain-lain.
Kuadran 4: Collaborative Asynchronous; sama seperti self-paced
asynchronous, pembelajaran terjadi kapan saja dan dimana saja dan
peristiwa belajarnya melibatkan lebih dari satu orang. Contoh, seorang
dosen ingin memperdalam pemahaman mahasiswa tentang sesuatu konsep, maka
ia melemparkan isu/permasalahan kedalam forum diskusi untuk mendapatkan
argimentasi dari mahasiswanya. Atau sebaliknya, seorang mahasiswa
melemparkan permasalahan untu dibahas bersama atau mendapat
masukan/tanggapan oleh mahasiswa lain dalam suatu forum diskusi.
Mengacu pada keempat seting pembelajaran tersebut di atas, secara sederhana saya mendefinisikan blended
learning sebagai pembelajaran yang mengkombinasikan seting pembelajaran
sinbkronous dan asinkronpus secara tepat guna untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai. Dengan demikian, yang
menjadi patokan kapan menggunakan seting pembelajaran sinkronous dan
asinkronous dengan segala metodenya adalah tujuan pembelajaran.
Saya gemes, kita bicara e-learning, format silabus yang digunakan
adalah format pembelajaran konvensional. PAdahal paradigma belajarnya
sedikit serupa tapi tak samalah. sehingga dalam strategi pembelajaran
minimal harus mencantumkan strategi pembelajaran sinkronousnya seperti
apa dan strategi pembelajaran asinkronousnya seperti apa. Begitu…. saya
juga tidak sepakat kalau yang dikatakan blended learning adalah 50%
tatap muka (sinkronous langsung) dan 50% online (dalam hal ini, kalo
mengacu pada staley tadi, sinkronous maya, asinkronous mandiri, dan
asinkronous kolaboratif). Tidak demikian adanya. Tapi, lihat dulu
karakteristik tujuan pembelajarannya seperti apa. Setelah itu lihat
situasi dan kondisi lingkungan apakah memunginkan untuk pembelajaran
secara virtual atau tidak. Tidak serta merta fivty-fivty, tul ga?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar