Kamis, 30 Agustus 2012

Keluarga Besar Bafana Touring ke Goa Pindul dan Pantai Indrayanti



KELUARGA BESAR "BAFANA"

Bafana merupakan suatu komunitas pemuda yang tepatnya berada di Secang RT 12 RW 04 Kec.Secang Kab.Magelang Jawa Tengah. Bafana berdiri sudah 15tahun ini. Kata Bafana ini digunakan untuk meberi nama pemuda yang ada di RT 12, dan tidak hanya terdiri dari pemuda tetapi yang golongan tua pun ikut berpartisipasi didalamnya. Bafana bukan suatu komunitas rusuh atopun sejenisnya tetapi komunitas desa yang bertujuan untuk menyatukan kekerabatan yang ada di RT 12. Sehingga komunikasi dan persatuan di desa ini dapat berjalan dengan baik antara tetangga yang ada di ujung sampai ujung. Dapat saling mengenal dan dapat saling berpartisipasi jika ada suatu acara RT dll. Di dalam Bafana orang yang ada di RT 12 tidak di sebut sebagai tetangga lagi tetapi sebagai Keluarga Besar Bafana. Jadi senang susah dll dapat kita rasakan bersama, kita selesaikan bersama. Dan didalam Bafana tolong menolong, saling bergotong royong dan mewujudkan desa yang aman menjadi prioritas utama yang akan dilestarikan sampai kapanpun.

 Didalam Bafana terdapat juga Tim Sepak Bola dan Tim Futsal yang bernama Bafana juga sampai-sampai membuat jaket yang sama untuk golongan pemuda. Karena menarik dan bagus golongan tua pun ikut membuat dan memakai jaket Bafana tersebut. Karena banyak yang memakai jaket bafana ini maka Komunitas Bafana ini telah dikenal di berbagai daerah. Acara touring tahunan merupakn agenda rutin dari Keluarga Besar Bafana dan yang terakhir dilakukan adalah Touring ke Goa Pandul dan Pantai Indrayanti. Dalam acara touring tersebut berangkat jam 09.00 WIB. Perjalanan yang ditempuh sekitar 90km. Dari secang-magelang-muntilan-jogja-patuk-wonosari.

Dalam perjalan berangkat terjadi kendala yaitu salah satu motor ada yang mogok sehingga harus menuggu untuk diperbaiki dulu dibengkel. sebenarnya bisa memperbaiki sendiri tetapi karena tidak membawa kunci maka di masukkan ke dalam bengkel. Setelah selesai perjalanan berlanjut lagi. Dan akhirnya sampai juga di Goa Pandul. Disana sangat ramai sekali. Banyak wisatawan domestic yang datang. Mereka ingin menikmati pemandangan dalam goa yang sangat indah.

Saat melewati goa tersebut diharuskan memakai pelampung dan Ban yang besar. Setelah itu di tarik oleh pemandu yang disediakan oleh pengelola wisata tersebut dan peserta diharapkan berpegangan tangan supaya dapat tertarik dan maju menyusuri goa tersebut.. Saat terjun ke sungai tersebut anggota bafana sendiri ada sekitar 20 orang. Rame dan sangat asik sekali didalam goa tersebut. Yang sudah tua pun keliatan seperti remaja lagi. Waktu yang ditempuh melewati goa kurang lebih 45menit. Didalam goa tidak boleh bersuara keras atau teriak karena bisa mengganggu satwa yang ada di dalam goa yaitu kelelawar dll dan menggema suaranya sehingga bisa saja batu roboh. Didalam goa pun dijelaskan oleh pemandu tentang asal usul tempat, batuan yang ada didalamnya, dan sejarah goa tersebut. Didalam goa anak bafana bercanda riang sekali, ada yang menarik ban teman dan meninggalkannya sehingga teman tersebut bingung tidak bisa ikut arus temannya dan dijadikan bahan tertawaan. semua penat dan masalah hilang begitu saja. Itu yang saya rasakan saat berwisata bersama keluarga besar bafana. Berikut foto-fotonya saat berwisata :


















Biografi Iwan Fals




Iwan Fals yang bernama lengkap Virgiawan Listanto (lahir 3 September 1961 di Jakarta) adalah seorang penyanyi beraliran balada yang menjadi salah satu legenda hidup di Indonesia. Lewat lagu-lagunya, Iwan menggambarkan suasana sosial kehidupan Indonesia (terutama Jakarta) di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti lagu Wakil Rakyat dan Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya lagu Siang Seberang Istana dan Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti lagu Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya.


Lewat lagu-lagunya, ia memotret kehidupan dan sosial-budaya di akhir tahun 1970-an hingga sekarang. Kritik atas perilaku sekelompok orang (seperti Wakil Rakyat, Tante Lisa), empati bagi kelompok marginal (misalnya Siang Seberang Istana, Lonteku), atau bencana besar yang melanda Indonesia (atau kadang-kadang di luar Indonesia, seperti Ethiopia) mendominasi tema lagu-lagu yang dibawakannya. Iwan Fals tidak hanya menyanyikan lagu ciptaannya tetapi juga sejumlah pencipta lain.

Iwan yang juga sempat aktif di kegiatan olahraga, pernah meraih gelar Juara II Karate Tingkat Nasional, Juara IV Karate Tingkat Nasional 1989, sempat masuk pelatnas dan melatih karate di kampusnya, STP (Sekolah Tinggi Publisistik). Iwan juga sempat menjadi kolumnis di beberapa tabloid olah raga.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Dia sangat dipuja oleh kaum 'akar rumput'. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar di seluruh Nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang disebut Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan seruan Oi. Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals. Hingga sekarang kantor cabang Oi dapat ditemui setiap penjuru Nusantara dan beberapa bahkan sampai ke mancanegara.

Perjalanan Hidup
Masa kecil Iwan Fals dihabiskan di Bandung, kemudian ikut saudaranya di Jeddah, Arab Saudi selama 8 bulan. Bakat musiknya makin terasah ketika ia berusia 13 tahun, di mana Iwan banyak menghabiskan waktunya dengan mengamen di Bandung. Bermain gitar dilakukannya sejak masih muda bahkan ia mengamen untuk melatih kemampuannya bergitar dan mencipta lagu. Ketika di SMP, Iwan menjadi gitaris dalama paduan suara sekolah.

Selanjutnya, datang ajakan untuk mengadu nasib di Jakarta dari seorang produser. Ia lalu menjual sepeda motornya untuk biaya membuat master. Iwan rekaman album pertama bersama rekan-rekannya, Toto Gunarto, Helmi, Bambang Bule yang tergabung dalam Amburadul. Tapi album tersebut gagal di pasaran dan Iwan kembali menjalani profesi sebagai pengamen.

Setelah dapat juara di festival musik country, Iwan ikut festival lagu humor. Arwah Setiawan (almarhum), lagu-lagu humor milik Iwan sempat direkam bersama Pepeng, Krisna, Nana Krip dan diproduksi oleh ABC Records. Tapi juga gagal dan hanya dikonsumsi oleh kalangan tertentu saja. Sampai akhirnya, perjalanan Iwan bekerja sama dengan Musica Studio. Sebelum ke Musica, Iwan sudah rekaman sekitar 4-5 album. Di Musica, barulah lagu-lagu Iwan digarap lebih serius. Album Sarjana Muda, misalnya, musiknya ditangani oleh Willy Soemantri.

Iwan tetap menjalani profesinya sebagai pengamen. Ia mengamen dengan mendatangi rumah ke rumah, kadang di Pasar Kaget atau Blok M. Album Sarjana Muda ternyata banyak diminati dan Iwan mulai mendapatkan berbagai tawaran untuk bernyanyi. Kemudian sempat masuk televisi setelah tahun 1987. Waktu siaran acara Manasuka Siaran Niaga di TVRI, lagu Oemar Bakri sempat ditayangkan di TVRI. Ketika anak kedua Iwan, Cikal lahir tahun 1985, kegiatan mengamen langsung dihentikan.

Selama Orde Baru, banyak jadwal acara konser Iwan yang dilarang dan dibatalkan oleh aparat pemerintah, karena lirik-lirik lagunya yang kritis.

Saat bergabung dengan kelompok SWAMI dan merilis album bertajuk SWAMI pada 1989, nama Iwan semakin meroket dengan mencetak hits Bento dan Bongkar yang sangat fenomenal. Perjalanan karir Iwan Fals terus menanjak ketika dia bergabung dengan Kantata Takwa pada 1990 yang di dukung penuh oleh pengusaha Setiawan Djodi. Konser-konser Kantata Takwa saat itu sampai sekarang dianggap sebagai konser musik yang terbesar dan termegah sepanjang sejarah musik Indonesia.

Keluarga
Iwan lahir di Jakarta pada 3 September 1961 dari pasangan Haryoso (ayah)(almarhum) dan Lies (ibu). Iwan menikahi Rosanna (Mbak Yos) dan mempunyai anak Galang Rambu Anarki (almarhum), Annisa Cikal Rambu Basae, dan Rayya Rambu Robbani.

Galang mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik. Walaupun demikian, musik yang ia bawakan berbeda dengan yang telah menjadi trade mark ayahnya. Galang kemudian menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album perdana menjelang kematiannya.

Nama Galang juga dijadikan salah satu lagu Iwan, berjudul Galang Rambu Anarki pada album Opini , yang bercerita tentang kegelisahan orang tua menghadapi kenaikan harga-harga barang sebagai imbas dari kenaikan harga BBM pada awal tahun 1981 yaitu pada hari kelahiran Galang (1 Januari 1981).

Nama Cikal sebagai putri kedua juga diabadikan sebagai judul album dan judul lagu Iwan Fals yang terbit tahun 1991.

Galang Rambu Anarki meninggal pada bulan April 1997 secara mendadak yang membuat aktifitas bermusik Iwan Fals sempat vakum selama beberapa tahun. Galang dimakamkan di pekarangan rumah Iwan Fals di desa Leuwinanggung Bogor Jawa Barat sekitar satu jam perjalanan dari Jakarta. Sepeninggal Galang, Iwan sering menyibukkan diri dengan melukis dan berlatih bela diri.

Pada tahun 2002 Iwan mulai aktif lagi membuat album setelah sekian lama menyendiri dengan munculnya album Suara Hati yang di dalamnya terdapat lagu Hadapi Saja yang bercerita tentang kematian Galang Rambu Anarki. Pada lagu ini istri Iwan Fals (Yos) juga ikut menyumbangkan suaranya.

Kharisma seorang Iwan Fals sangat besar. Kesederhanaannya menjadi panutan para penggemarnya yang tersebar diseluruh nusantara. Para penggemar fanatik Iwan Fals bahkan mendirikan sebuah yayasan pada tanggal 16 Agustus 1999 yang dinamakan Yayasan Orang Indonesia atau biasa dikenal dengan sebutan Oi. Yayasan ini mewadahi aktifitas para penggemar Iwan Fals.

Ref : http://iwan-fals.blogspot.com/2007/04/biografi-singkat-iwan-fals.html
http://www.ghabo.com/gpedia/index.php/Iwan_Fals