Kalau ngomongin cake (roti) nih ya jadi
keinget sama buku atau film yang judulnya “Madre” terbit 2013 ini. Bukunya
bagus, penulisnya namanya Dewi Lestari atau sering di kenal dengan nama DEE.
Dia penulis ternama lho yang juga penulis buku yang laku keras di indo ampe di
buat filmnya yaitu “Perahu Kertas”. Nah kenapa kalo bicara cake (roti) jadi
keinget ama buku ama film “Madre”? Penasaran kan? Emm…
Makanya beli bukunya kalo enggak tonton
noh filmnya yang sekarang lagi di puter di Theater seluruh Indonesia pada akhir
bulan maret 2013 ini. Film ini di bintangi ama Vino G Sebastian loh, aku yakin
yang cewe-cewe bakal teriak kegirangan kalo denger nama Vino G Sebastian. Dan lawan
mainnya itu Laura Basuki, setdah cantiknya setengah mati. Sempet kemarin tanggal
28 maret 2013 mereka berdua ngadain acara di Jogja yaitu M n’ D bareng Vino G
bAstian ama Laura Basuki tentang buku “Madre”
di toko buku Togamas next nonton bareng film “Madre” di 21 Studio Amplas.
Sebenernya aku gk tau sih mereka mau dating kesini. Malemnya aku twitteran eh
tiba-tiba nongol nih Akun milik Vino yg berisi pemberitahuan acara di jogja
tersebut. Yah karena penasaran aku tegasin buat ikutan aja deh. Pertama sih
bingung mau ngajakin siapa. Temen2ku pda mudik neh ke rmh peraduan mereka buat
kangen2nan ama family (sebenarnya kangen duid ortu doang sih) -___-
Pagy pun datang, matahari sudah
membumbung tinggi dan waktu menunjukkan pukul 09.15. Aku coba hub temen karibku
satu seperguruan di UNY yaitu Kunthun (nama panggilan) ngajakin buat datang ke
acara Vino dan Laura yang dimulai pukul 10.00.
“Thun, lagi dimana? Tak ajakin ketemu
artis mau gk?” Tanyaku padanya.
“Wah, map bro. Aku gk bisa nih, mau
jemput nyonya (pacar) ke solo, trus maen deh”.
“Emm.. yauwdah kalo gitu, salam buat
nyonya mu”. Jawabku dengan wajah murung bak nasi 2 hari yang sudah basi.
Karena
aku udah niat nih mau ke acaranya Vino ama Laura aku putusin berangkat sendiri.
Sebelum berangkat biasa mainan twitter dulu, ngeksis dulu lah. Eh di TL ada
sesosok anak manusia sedang kebingungan karena nganggur dan cuma semedi di
kamar kost doang. Jeeeng jeeeng andry namanya, temen seperguruanku juga di UNY.
Langsung aku ajakin dia ke acara tersebut. Dan alhasil dengan di tandai ketok
palunya hakim, dia mau aku ajakin. Langsung aku mandi dan dandan eleganlah,
tetep stay cool pokoknya. Sepeda motor menyala dengan nada seperti bass betot,
pakai knalpot racing sih biar kaya pembalap VR4. Langsung gass menuju kost
andri lalu ke TKP.
“Eh ded, aku yang depan yo. Pengen
ngerasain motormu nih”. Tanya Andry sambil mringis.
“Yauwda nih km yg depan juga gpp”. Dalam
hati bertanya-tanya, apa kehebatan motorku sampe pada pengen naikin motorku.
Apa tanpa aku sadarin motorku bisa ngeluarin sayap trus terbang tinggi ke angkasa.
Sesampai di Togamas ternyata rame
banget dipenuhi makhluk asing yang nunggu kedatangan Vino ama Laura. Dan
kebanyakan yaitu cewe. Jelas kamipun merasa senang bercampur malu.
Jangan-jangan mereka mengira kita berdua cowo yang melambai kaya mahkluk kurang
jelas di taman lawang Jakarta (bencong). Karena tekatku sudah kuat untuk ketemu Vino ama laura serta
membeli buku “Madre”akupun melangkahkan kaki masuk ke dalam. Pengennya sih beli
buku itu lalu ditanda tangani Vino ama Laura. Suatu kebanggan tersendiri
buatku.
“Ehh ded, itu bukunya yang km cari”.
Kata Andri sambil menunjuk kearah tumpukan buku yang terlihat seperti tumpukan
beras di pasar.
“Oh iya, km mau beli gk? Kalo iya nanti
aku sekalian ambilkan”
“Aku enggak beli ah, km aja yg beli tar
aku pinjem punyamu” Jawab Andri sambil menampakkan gigi emasnya.
“Haaaiiiisss, dasar makhluk gaib”
Sahutku sambil berjalan menuju tumpukan buku tersebut.
Setelah membeli buku dan menunggu cukup
lama, para cewe-cewe asing pada teriak-teriak. Aku pun kaget di buatnya,
semacam sporter bola yang tim kesayangannya mencetak gol ke gawang sendiri
-___-. Ternyata Vino ama laura sudah datang dan langsung menyapa kita semua.
Biasa makhluk asing pada ngeluarin gadget masing2 dan mengarahkannya kea rah Vino
dan Laura. Alhasil kita seperti berada dalam awan badai yang mengamuk disertai
kilat2 tajam menyambar. Gimana tidak, lampu flash yang terus berkedip dan suara
sorakan2 tiada hentinya. Setelah itu diadakan sesi tanya jawab sampai acara
penghujung ada sesi foto tetapi hanya untuk fans dari jauh saja sesi fotonya. Para
penonton sangat kecewa tidak bisa foto bareng ama artis dambaannya. Aku pun cuma
liat kearah vino ama laura dan berfikir dalam hati. “Bagaimana caranya nerobos
barekade ofisial Vino?’’. Tanpa pikir panjang aku mencoba mendekati mereka. Langkahku
menyelinap seperti ninja. Dan akhirnya bisa juga berada dekat dengan Vino.
“Kak minta TTD nya dibuku Madre ini”,
Teriak ku keras-keras. Ya gimana lagi alhasil aku hanya mendapatkan foto mereka
secara live dengan smartphone ku
karena fans berat mereka juga pada rebutan dan aku gak kebagian. *nangis di wc*
Eh tanpa aku sadari saat aku menengok
ke belakang ada seorang bidadari turun dari kayangan naik elang berjalan menuju
arahku. Jeeeng jeeeng…. Laura Basuki ternyata, tanpa pikir panjang aku
ngeluarin smartphone ku dan eksist deh foto ama
Laura Basuki. *Meringis gak jadi nangis di wc*
Acara pun selesai dan mereka segera ke
21 studio amplas untuk sesi acara berikutnya yaitu Nonton Bareng “Madre The Movie” pada jam 01.45. Aku
beranjang pulang ke kost karena badan sudah di luluri keringat akibat
desak-desakan di togamas yang ramenya ampun-ampun dech. Setelah mandi kita
berdua makan disebuah warung makan deket kost. Ehh tiba-tiba Andri bilang gak
bisa nemenin nonton bareng “Madre The Movie” bersama Vino dan Laura karena mau
ada acara. Ya udah dech aku niatin aja nonton sendirian.
“Ajakin si Dika aja coba”. Celetuknya
sambil mengunyang nasi dalam mulutnya.
“Oiya, bener juga si Dika”. Sambil
ngeluarin HP lalu aku hub Dika yang ternyata baru bangun tidur dan belum mandi.
“Aku yakin bau banget ni anak”, bilangku dalam hati. Dia pun mau menerima
ajakan ku buat nonton “Madre”.
Beberapa kemudian sebuah motor merk
jepang parkir didepanku yang dikendarai oleh teman seperguruan saya juga di
UNY. Dika dataang.. *Gelar karpet merah, tabor bunga, hormat senjata*. Karena
aku lagi makan, sambil nungguin selesai Dika memesan segelas minum. Dengan
berbekal harapan dan angan-angan dapet tanda tangan serta dapet foto bareng ama
Vino dan Laura kami berangkat menuju 21 Studio. Beda dengan keberangkatan ku
waktu ke Togamas karena motor yang ku kendarai tidak segagah motorku yang
dihiasi oleh modifikasi ala kadarnya dan sekarang aku memakai motor standart
tanpa modif dan spion lengkap kanan kiri bak seseorang yang sedang berdoa
mengadahkan tangannya.
Beli tiket lalu menunggu Vino dan Laura
datang. Karena ingin terlihat tampan aku dan Dika menuju Toilet untuk berkaca menata
rambut yang kusut karena bekas memakai Helm berlogo SNI. Rambut pun kami tata
sendiri-sendiri (Tentunya “Nggak” makek foto narsis didepan kaca). Setelah
selesai kami keluar, berjalan menuju Studio 4 yang memutar film “Madre” sesuai
tiket kita. Eh tanpa disadari teriakan orang yang ada di dekat pintu darurat
terdengar kencang dan ramai. Ternyata oh ternyata Vino datang, dan dia lewat di
depan kami begitu cepat. Kami berdua hanya bisa melihat, dan tak ada cukup
waktu untuk minta TTD atau foto juga karena Vino di jaga oleh pasukan khusus
yang menjaganya. Tentunya juga bukan densus 88 lho. Kami pun bergegas masuk ke
studio 4. Dan saat aku ngasih tiket untuk disobek kepada pegawai yang berdiri
di depan pintu studio 4, tanpa kusadari Laura Basuki menyusul masuk studio.
Jarak ku dengannya hanya beberapa cm saja. Ya kira2 2-4cm, aku terpukau oleh
harum parfumnya dan paras cantiknya. Aku pun berjalan dibelakangnya dan mencari
tempat duduk sesuai no yang ada di tiket.
Film “Madre” pun dimulai dan kami semua
terhanyut menyaksikan ceritanya. Peran Vino dalam film tersebut sangat lucu,
kocak, dan map map ni yah agak kusut. Karena rambutnya yang gimbal dan kulitnya
yang memang di setting agak kecoklatan seperti anak pantai sungguhan (maap ya
bang Vino). Tapi Vino tetep cakep kok. Sedangkan Laura dengan wajahnya yang anggun
dengan penampilan dan aksesoris yang membuatnya lebih tua dari umurnya sekarang
berkarakter serius, lucu juga, dan penuh ambisi.
Waktu terus berlalu dan akhirnya
filmpun selesai. Kami semua perlahan keluar dari studio 4. Dan akupun
bertanya-tanya dalam hati, “Kemana Vino dan Laura. Mereka seperti hilang di
telan bumi?’’ Kami pun yakin kalau mereka berdua sudah tidak ada di sini lagi. Akhirnya
kami berdua pulang ke kostan masing2 dengan membawa rasa senang karena sudah
ketemu Vino G Bastian dan Laura Basuki dan udah nonton film Indonesia yang
Amaaziiing yaitu “Madre”.
(Film yang penuh pesan-pesan moral,
Karakter-karakternya layak dipandang sebagai presentasi dari kebebasan suku,
agama, budaya, kelas social, gaya hidup, dan sebagainya yang bersatu dan bahu
membahu mewujudkan kekompakan demi kesejahteraan bersama.Harmoni dalam “Madre”
adalah miniature Indonesia yang ideal, dan menekankan pada kreativitas dan
kerja sama. Sebab itulah yang akan membuat sebuah bangsa dikenang lebih hormat
dan lebih lama.) : Paragraf terakhir ini dikutip dari Buku “Madre” penulis DEE.
Beberapa pict pada kehebohan #Madre28Maret
#Kisah ku pada 28Maret2013 bersama "Madre", Vino G sebastian, dan Laura Basuki#
@Dedy_Van_Java