Minggu, 31 Maret 2013

Antara aku, kalian dan "Madre"



Kalau ngomongin cake (roti) nih ya jadi keinget sama buku atau film yang judulnya “Madre” terbit 2013 ini. Bukunya bagus, penulisnya namanya Dewi Lestari atau sering di kenal dengan nama DEE. Dia penulis ternama lho yang juga penulis buku yang laku keras di indo ampe di buat filmnya yaitu “Perahu Kertas”. Nah kenapa kalo bicara cake (roti) jadi keinget ama buku ama film “Madre”? Penasaran kan? Emm…     

Makanya beli bukunya kalo enggak tonton noh filmnya yang sekarang lagi di puter di Theater seluruh Indonesia pada akhir bulan maret 2013 ini. Film ini di bintangi ama Vino G Sebastian loh, aku yakin yang cewe-cewe bakal teriak kegirangan kalo denger nama Vino G Sebastian. Dan lawan mainnya itu Laura Basuki, setdah cantiknya setengah mati. Sempet kemarin tanggal 28 maret 2013 mereka berdua ngadain acara di Jogja yaitu M n’ D bareng Vino G bAstian ama Laura Basuki  tentang buku “Madre” di toko buku Togamas next nonton bareng film “Madre” di 21 Studio Amplas. Sebenernya aku gk tau sih mereka mau dating kesini. Malemnya aku twitteran eh tiba-tiba nongol nih Akun milik Vino yg berisi pemberitahuan acara di jogja tersebut. Yah karena penasaran aku tegasin buat ikutan aja deh. Pertama sih bingung mau ngajakin siapa. Temen2ku pda mudik neh ke rmh peraduan mereka buat kangen2nan ama family (sebenarnya kangen duid ortu doang sih) -___-

Pagy pun datang, matahari sudah membumbung tinggi dan waktu menunjukkan pukul 09.15. Aku coba hub temen karibku satu seperguruan di UNY yaitu Kunthun (nama panggilan) ngajakin buat datang ke acara Vino dan Laura yang dimulai pukul 10.00.

“Thun, lagi dimana? Tak ajakin ketemu artis mau gk?” Tanyaku padanya.
“Wah, map bro. Aku gk bisa nih, mau jemput nyonya (pacar) ke solo, trus maen deh”.
“Emm.. yauwdah kalo gitu, salam buat nyonya mu”. Jawabku dengan wajah murung bak nasi 2 hari yang sudah basi.

 Karena aku udah niat nih mau ke acaranya Vino ama Laura aku putusin berangkat sendiri. Sebelum berangkat biasa mainan twitter dulu, ngeksis dulu lah. Eh di TL ada sesosok anak manusia sedang kebingungan karena nganggur dan cuma semedi di kamar kost doang. Jeeeng jeeeng andry namanya, temen seperguruanku juga di UNY. Langsung aku ajakin dia ke acara tersebut. Dan alhasil dengan di tandai ketok palunya hakim, dia mau aku ajakin. Langsung aku mandi dan dandan eleganlah, tetep stay cool pokoknya. Sepeda motor menyala dengan nada seperti bass betot, pakai knalpot racing sih biar kaya pembalap VR4. Langsung gass menuju kost andri lalu ke TKP.

“Eh ded, aku yang depan yo. Pengen ngerasain motormu nih”. Tanya Andry sambil mringis.
“Yauwda nih km yg depan juga gpp”. Dalam hati bertanya-tanya, apa kehebatan motorku sampe pada pengen naikin motorku. Apa tanpa aku sadarin motorku bisa ngeluarin sayap trus terbang tinggi ke angkasa.

Sesampai di Togamas ternyata rame banget dipenuhi makhluk asing yang nunggu kedatangan Vino ama Laura. Dan kebanyakan yaitu cewe. Jelas kamipun merasa senang bercampur malu. Jangan-jangan mereka mengira kita berdua cowo yang melambai kaya mahkluk kurang jelas di taman lawang Jakarta (bencong). Karena tekatku  sudah kuat untuk ketemu Vino ama laura serta membeli buku “Madre”akupun melangkahkan kaki masuk ke dalam. Pengennya sih beli buku itu lalu ditanda tangani Vino ama Laura. Suatu kebanggan tersendiri buatku.

“Ehh ded, itu bukunya yang km cari”. Kata Andri sambil menunjuk kearah tumpukan buku yang terlihat seperti tumpukan beras di pasar.
“Oh iya, km mau beli gk? Kalo iya nanti aku sekalian ambilkan”
“Aku enggak beli ah, km aja yg beli tar aku pinjem punyamu” Jawab Andri sambil menampakkan gigi emasnya.
“Haaaiiiisss, dasar makhluk gaib” Sahutku sambil berjalan menuju tumpukan buku tersebut.

Setelah membeli buku dan menunggu cukup lama, para cewe-cewe asing pada teriak-teriak. Aku pun kaget di buatnya, semacam sporter bola yang tim kesayangannya mencetak gol ke gawang sendiri -___-. Ternyata Vino ama laura sudah datang dan langsung menyapa kita semua. Biasa makhluk asing pada ngeluarin gadget masing2 dan mengarahkannya kea rah Vino dan Laura. Alhasil kita seperti berada dalam awan badai yang mengamuk disertai kilat2 tajam menyambar. Gimana tidak, lampu flash yang terus berkedip dan suara sorakan2 tiada hentinya. Setelah itu diadakan sesi tanya jawab sampai acara penghujung ada sesi foto tetapi hanya untuk fans dari jauh saja sesi fotonya. Para penonton sangat kecewa tidak bisa foto bareng ama artis dambaannya. Aku pun cuma liat kearah vino ama laura dan berfikir dalam hati. “Bagaimana caranya nerobos barekade ofisial Vino?’’. Tanpa pikir panjang aku mencoba mendekati mereka. Langkahku menyelinap seperti ninja. Dan akhirnya bisa juga berada dekat dengan Vino.
“Kak minta TTD nya dibuku Madre ini”, Teriak ku keras-keras. Ya gimana lagi alhasil aku hanya mendapatkan foto mereka secara live dengan smartphone ku karena fans berat mereka juga pada rebutan dan aku gak kebagian. *nangis di wc*

Eh tanpa aku sadari saat aku menengok ke belakang ada seorang bidadari turun dari kayangan naik elang berjalan menuju arahku. Jeeeng jeeeng…. Laura Basuki ternyata, tanpa pikir panjang aku ngeluarin smartphone ku dan eksist deh foto ama  Laura Basuki. *Meringis gak jadi nangis di wc*

Acara pun selesai dan mereka segera ke 21 studio amplas untuk sesi acara berikutnya yaitu Nonton Bareng “Madre The Movie” pada jam 01.45. Aku beranjang pulang ke kost karena badan sudah di luluri keringat akibat desak-desakan di togamas yang ramenya ampun-ampun dech. Setelah mandi kita berdua makan disebuah warung makan deket kost. Ehh tiba-tiba Andri bilang gak bisa nemenin nonton bareng “Madre The Movie” bersama Vino dan Laura karena mau ada acara. Ya udah dech aku niatin aja nonton sendirian.

“Ajakin si Dika aja coba”. Celetuknya sambil mengunyang nasi dalam mulutnya.
“Oiya, bener juga si Dika”. Sambil ngeluarin HP lalu aku hub Dika yang ternyata baru bangun tidur dan belum mandi. “Aku yakin bau banget ni anak”, bilangku dalam hati. Dia pun mau menerima ajakan ku buat nonton “Madre”.

Beberapa kemudian sebuah motor merk jepang parkir didepanku yang dikendarai oleh teman seperguruan saya juga di UNY. Dika dataang.. *Gelar karpet merah, tabor bunga, hormat senjata*. Karena aku lagi makan, sambil nungguin selesai Dika memesan segelas minum. Dengan berbekal harapan dan angan-angan dapet tanda tangan serta dapet foto bareng ama Vino dan Laura kami berangkat menuju 21 Studio. Beda dengan keberangkatan ku waktu ke Togamas karena motor yang ku kendarai tidak segagah motorku yang dihiasi oleh modifikasi ala kadarnya dan sekarang aku memakai motor standart tanpa modif dan spion lengkap kanan kiri bak seseorang yang sedang berdoa mengadahkan tangannya.

Beli tiket lalu menunggu Vino dan Laura datang. Karena ingin terlihat tampan aku dan Dika menuju Toilet untuk berkaca menata rambut yang kusut karena bekas memakai Helm berlogo SNI. Rambut pun kami tata sendiri-sendiri (Tentunya “Nggak” makek foto narsis didepan kaca). Setelah selesai kami keluar, berjalan menuju Studio 4 yang memutar film “Madre” sesuai tiket kita. Eh tanpa disadari teriakan orang yang ada di dekat pintu darurat terdengar kencang dan ramai. Ternyata oh ternyata Vino datang, dan dia lewat di depan kami begitu cepat. Kami berdua hanya bisa melihat, dan tak ada cukup waktu untuk minta TTD atau foto juga karena Vino di jaga oleh pasukan khusus yang menjaganya. Tentunya juga bukan densus 88 lho. Kami pun bergegas masuk ke studio 4. Dan saat aku ngasih tiket untuk disobek kepada pegawai yang berdiri di depan pintu studio 4, tanpa kusadari Laura Basuki menyusul masuk studio. Jarak ku dengannya hanya beberapa cm saja. Ya kira2 2-4cm, aku terpukau oleh harum parfumnya dan paras cantiknya. Aku pun berjalan dibelakangnya dan mencari tempat duduk sesuai no yang ada di tiket.

Film “Madre” pun dimulai dan kami semua terhanyut menyaksikan ceritanya. Peran Vino dalam film tersebut sangat lucu, kocak, dan map map ni yah agak kusut. Karena rambutnya yang gimbal dan kulitnya yang memang di setting agak kecoklatan seperti anak pantai sungguhan (maap ya bang Vino). Tapi Vino tetep cakep kok. Sedangkan Laura dengan wajahnya yang anggun dengan penampilan dan aksesoris yang membuatnya lebih tua dari umurnya sekarang berkarakter serius, lucu juga, dan penuh ambisi.

Waktu terus berlalu dan akhirnya filmpun selesai. Kami semua perlahan keluar dari studio 4. Dan akupun bertanya-tanya dalam hati, “Kemana Vino dan Laura. Mereka seperti hilang di telan bumi?’’ Kami pun yakin kalau mereka berdua sudah tidak ada di sini lagi. Akhirnya kami berdua pulang ke kostan masing2 dengan membawa rasa senang karena sudah ketemu Vino G Bastian dan Laura Basuki dan udah nonton film Indonesia yang Amaaziiing yaitu “Madre”.

(Film yang penuh pesan-pesan moral, Karakter-karakternya layak dipandang sebagai presentasi dari kebebasan suku, agama, budaya, kelas social, gaya hidup, dan sebagainya yang bersatu dan bahu membahu mewujudkan kekompakan demi kesejahteraan bersama.Harmoni dalam “Madre” adalah miniature Indonesia yang ideal, dan menekankan pada kreativitas dan kerja sama. Sebab itulah yang akan membuat sebuah bangsa dikenang lebih hormat dan lebih lama.) : Paragraf terakhir ini dikutip dari Buku “Madre” penulis DEE.

 Beberapa pict pada kehebohan #Madre28Maret









#Kisah ku pada 28Maret2013 bersama "Madre", Vino G sebastian, dan Laura Basuki#
@Dedy_Van_Java


(Serasa) di Paris

 Yang orang Jogja pasti tau “Paris Bakery” itu apa dan dimana. Yap Paris Bakery ada di Jl. A.M Sangaji 68A Jogjakarta, bersebelahan persis dengan Peacock Cafe atau sederet dg Hotel Tentrem. Ini adalah salah satu cafe yang paling aku favoritin di jogja buat sekedar kongkow atau makan. Desain ama konsep café ini bagus banget. Tapi ya sayangnya girly banget sih, karena tembok dan segala macem perabotan warnanya pink. Dan saat berada disana aku bagaikan mahkluk Tuhan paling sexy dengan memakai gaun indah bagai puteri salju yang terbangun dari tidur panjangnya. *kejang-kejang trus mimisan*

Mulai dari konsepnya Paris bakery ini mengusung tema dari paris, soalnya yang punya orang Paris asli “katanya lho”. Chef-nya juga dari Perancis. Namanya Chef Cédric Moris. Resepnya asli dari Perancis juga, bias dibilang rotinya asli Perancis. Nama kuenya sama seperti kue di Perancis. Bagaimana? Sudah serasa di Perancis kan? Menu spesial di Paris Bakery ialah Opéra, Forêt Noire, Red Velvet Cupcake, Tiramisu, Rainbow Cake dan Macaron. Kalau minuman, ada Milkshake, Stroberi Jus dan Es Coklat. Disana ada meja indoor sama outdoornya lho. Tapi kalo aku sih lebih suka indoor ya , soalnya lebih adem , dan deket sama kamar mandi *kena ac pengen pipis terus” :D. Tapi kalo kepaksanya penuh ya harus outdoor gitu -__- . Kadang-kadang kalo aku nongkrong disini aku suka liat yang punya Paris Bakery ini ngawasin mbak-mbak pelayannya. Aku suka sama mbak-mbak pelayannya yang dkasir soalnya ramah dan cantek abiz. Klo yang di Cafe nyebelin jutek sih, serasa orang yang mau berubah jadi ijo (Hulk).

Begitu pertama kali kamu masuk Paris Bakery kamu akan disuguhi sama yang namanya cake dan segala jenis teman-temannya , kamu bisa pilih bakery , atau cake di bawah untuk langsung dibawa pulang (take away) atau mau dimakan ditempat, Cake sama Bakerynya nagih semua , aku rasa ngga ada yang ngga  enak sejauh ini. Dan ada puluhan macam jenis olahan kue yang bisa kamu coba disini dan pasti kamu ketagihan, rainbow cake , eclair , macaroons, cupcakes dll. cheese creamnya ngga enek yummy and tasty banget lah pokonya. Nah abis milih kamu bs langsung ke atas cari tempat duduk dan disuguhi menu minuman. Youghurt strawberry sama Juice Strawberrynya highly recommended deh. Biasa kalo udah duduk pastinya ya foto2 narshist lah, update bbm, tiwtter, facebook, nyampek  sms bokap ama nyokap ngasih kabar kalo anaknya bisa makan enak. *terharu*

Buat harga , standart cafe biasanya lah minuman mulai dari 19-25rban , cake 12-30rban /slice , bakery rata-rata 8rb-an , macaroon & cupcake 8rb-an. Ya cukup lah buat kantong mahasiswa. Tidak terlalu menguras dompet kita, sampe-sampe dompet kita menjerit karena cuman tinggal gambar Pahlawan Patimura doang. Hehe.

Neh aku kasih picturenya dech untuk macem-macem kuenya di Parris Bakery :

                               Place Bakery                            Cafe Indoor


                                                              Cafe InDoor


                                          Red Velvet Cupcakes


                                                         Cafe OutDoor


                                                          Choco Mousse 


#Oke buat kalian semua selamat mencoba ya#
@Dedy_Van_Java



Kamis, 14 Maret 2013

Mengenang Sebuah Mimpi



Semalam saat tertidur aku bermimpi namun mimpi yang aku jumpai malam tadi terasa nyata. Begitu nyata dan asli enggak pakek tiruan atau sejenisnya tentunya. Kurang lebih 2 tahun lalu, aku mengenal seorang gadis *ciyeee*. Berwajah seperti campuran arab dan indo walau aslinya orang sunda, bertubuh tinggi dan langsing bak model catwalk. Ya sebut saja si eneng. Sekarang sih dia berada jauh dibogor sana. Dia asli bogor dan waktu smp pindah ke magelang karena ikut orangtuanya, tapi sekarang pindah lagi ke tempat asal di bogor sana. Bayangkan coba antara magelang sama bogor jauh amat kan, amat aja kagak jauh-jauh. Kalau dari magelang ke bogor mesti naek elang seperti dipelm indosiar itu *Sambil ngelus-elus elang*. (Adegan berbahaya jangan ditiru dirumah)
Nah dalam mimpi itu suatu siang bolong dan panasnya matahari enggak begitu menyengat karena langit sedang galau, bisa dibilang mendunglah. Lagi asik maenan hape neh, bbm.an sambil twitteran make smartphone mahal *sombong dikit bolehkan* ada orang ngetok-ngetok pintu sambil berkata “assalamualaikum” dengan merdunya. Ya 11 12 lah ama suaranya syahrini *haiyaaah*. Dalam hatiku, “Seperti kenal suara ini, sama kayak suaranya si eneng, tapi apa mungkin dia kembali ke magelang dari bogor dan menemuiku”. Dan karena begitu penasarannya aku berlari ke luar dan ternyata…oohhh ternyataaaaaa emak-emak jamu gendong *grubyaaaak*. Bener-bener zooonk sekali, seorang perempuan yang aku harapkan ternyata digantikan oleh figure seorang emak-emak jamu gendong yang udah jadi langganan kaka perempuanku. Jadi ya tiap hari datang kerumah buat bungkusin jamu buat kaka perempuanku. Dengan wajah murung dan haru aku balik ke kamar. Aku di buat galau oleh emak-emak jamu gendong yang mengingatkanku pada sesosok perempuan yang begitu aku sayang dulu. Dan enggak tau kenapa si eneng masih aja ngumpet dilubuk hatiku yang paling dalam *Tisu mana tisu*. Emak anakmu bontot galaaaauuu (jedotin kepala ke bantal)

Setelah beberapa jam kemudian

          Aku masih juga maenan hape sambil tiduran tiba-tiba di ruang tamu ada percakapan kecil antara emakku sama perempuan yang aku tak tau siapa. Karena hati lagi galau enggak aku gubris deh. Lanjut aja ngetwit di twitter dan nyetatus difacebook yang galau-galau pokoknya. Ehh tanpa aku sadarin ada sesosok perempuan yang berdiri di depan pintu aku. Aku liatin sekilas aja sih mungkin juga si emak ngecek anaknya lagi ngapain. Ehh sosok tersebut bukan seperti emakku dalam sekilas aku melihat. Kemudian aku menoleh lagi memandangnya. Dan ternyataaaaaa si eneng berdiri dengan senyumnya yang anggun dan mata yang berkaca-kaca. Akupun sungguh sangat tercengang melototin si eneng tanpa ada satu katapun keluar dari lubang mulutku, lubang idungku, dan lubang lubang yang lain.
          Setelah beberapa saat aku melongo doang, aku beranjak dari kasurku dan berjalan dengan langkah gontai berarah ke si eneng. Langkah kakiku gemetar, malah seluruh badanku gemetaran. Sempat aku berfikir ini si eneng apa bukan, apa makhluk halus yang berubah wujud jadi si eneng. Saat berjalan gemeteran menuju pintu aku sambil nengok kakinya si eneng nyentuh tanah apa enggak. Dalam hati sambil berdoa, “semoga nyentuh tanah – dibaca 10x”. *ekspresi terkejut yang berlebihan saking kagak percayanya*. Ternyata aman, kakinya nyentuh tanah. Matakupun mulai berkaca-kaca menahan haru dan tangis saat memandangnya dengan hati yang sudah di balut rindu tebal. Bagaimana bias enggak seperti itu orang sudah lama sekali enggak ketemu setelah kepergiannya dari magelang ke bogor. Saat didepannya aku hanya memandangnya, ingin berucap satu katapun tak bisa aku ungkapkan, dan kemungkinan si eneng juga begitu karena dia hanya menorehkan senyum saja kepadaku. Akhirnya aku hanya bisa mengangkat tangan kananku karena tangan kiriku masih membawa hape smartphone mahalku. Kemudian aku pegang pipinya yang begitu lembut. Tanpa disadari airmataku menetes membasahi lantai. Diapun juga meneteskan airmatanya dan membasahi lantai (diharapkan airmata kita berdua enggak bikin banjir kayak kota Jakarta). Setelah itu kita saling mengusap airmata yang jatuh dipipi. Tak tau kenapa bibirku berani berucap dan berbicara dengannya, “kamu semakin cantik dan banyak berubah ya, semakin tampak dewasa”. Dia pun membalas sambil menengok ke kamarku memandang foto kita berdua dulu, “Iya pa, bisa aja kamu tu. Emm itu foto masih dipajang ya?”. Aku pun menoleh kea rah foto itu dan menjawab, “Emm… Iya masih terpampang dari dulu di tembok situ dari dulu foto itu ditempelin di tembok itu sampai sekarang”. Dia membalas, “Kenapa masih dipajang disitu, kenapa gak disimpan aja?”. Aku dengan lantang menjawab, “Foto itu yang kamu sisakan untukku bersama kenangan kita dulu, dan dengan memandang foto itu juga aku mencari damai bersama bayanganmu saat aku bersedih karena teringat padamu. Si eneng pun tersenyum kecil sambil memegang pipiku. Setelah itu aku ajak dia ke duduk diruang tamu, sedangkan emakku lagi nyiapin cemilan sama minum di dapur. Lama orang aernya harus masak dulu, gulanya mesti beli dulu.
          Di ruang tamu kita saling bercakap-cakap dan aku bertanya kapan berangkat ke magelang dari bogor, naek apa, kenapa ke magelang enggak bilang-bilang dan banyak lagi lainnya. Si eneng menceritakan rencananya ke magelang dari bogor memang sudah disusun rapid an memang berniat tidak mengabariku terlebih dahulu. Setelah itu si eneng bercerita tentang pengalamannya di bogor sana dan begitu pula aku bercerita tentang kesibukanku setelah ditinggal jauh oleh si eneng. Ya waktu pertama bicara sih masih gugup-gugup gitulah, kayak murid SMP yang suruh maju gurunya kedepan kelas buat bercerita. Dan setelah lama bercerita juga akhirnya terbiasa sendiri. Setelah itu emakku datang membawa cemilan dan minuman buat si eneng. Si eneng bilang, “adu ibuk, enggak usah repot-repot gitu”. Emakku membalas, “enggak repot kok anak perempuanku, ayo diminum dulu”. Si eneng bilang, “Iya ibuk nanti eneng minum kok”. Maklum si eneng di panggil “anak perempuanku” karena emakku sudah menganggap dia seperti anak sendiri, hub emakku dan si eneng juga sudah deket sekali. Dulu waktu masih di magelang dan suka main kerumah kalau emakku udah ngobrol ama si eneng dah sampai kemana mana dan lama buanget dech. Maklum ibu-ibu pkk sama calon ibu-ibu pkk, klop banget deh kalo dah ketemu.
Waktupun mulai gelap dan akan segera tiba adzan magrib
          Semua pun sudah mandi dan wangi dengan sabun, sampo, dan parfum kesukaannya sendiri-sendiri (Gak boleh sebut merk). Kemudian kita sekeluarga menjalankan sholat magrib berjamaah. Karena bapakku dan kakak-kakakku lagi pergi ada juga yang kerja, ya aku dech yang jadi imamnya dengan 2 makmum putri yaitu emak dan si eneng. Sholat dan berdoapun telah dilalui. Setelah semua selesei aku merasakan begitu senangnya, begitu bahagianya, begitu nikmatnya sholat berjamaah dengan orang-orang yang kita sayangi. Aku terdiam dan membayangkan jika si eneng masih menetap dimagelang dan bisa berkumpul dengan keluargaku jika ada waktu luang (Maaaaaaak aku tambah galaaauuuu). Kemudian emakku mengajak makan aku dan si eneng karena tadi sore emak udah bela-blain masak enak karena kedatanagan si eneng *berharap si eneng datang kerumah setiap hari biar emakku masak enak terus, sambil senyum sinis*. Saat menuju ruang meja makan dan mengambil nasi ke piring tak sengaja tanganku menyenggol sebuah gelas dan terjatuh ke lantai. Pyaaaaaaaarrrr….. Setelah itu kalian tau apa yang terjadi, kalian tau apa itu?? Dan ternyata…….aku terbangun dari tidurku (nangis 7 hari 7 malem, tisu manaaa???). Ternyata aku cuma ngimpi aja, sungguh mimpi yang bener-bener bikin ngilu hati dan lebih parah dari sakit gigi seperti lagunya Meggy Z berbunyi “lebih baik sakit gigi daripada sakit hati”. Setelah di hantui mimpi itu aku galau dan yang pasti langsung update twitter, facebook,bbm yang galau-galau terus deh. Bodo orang mau bilang apa, orang lagi galau beneran. Coba mereka ada diposisi aku, kemungkinan besar sama sepertiku. Malah bisa lebih parah galau mereka daripada aku (Yang setuju angkat tangan kanan, tangan kiri sambil ngupil).

#Begitulah mimpi tergalauku tentang si eneng yang seperti nyata. Pliss yang respect sama aku, tolong belikan aku tissue yang banyak#

Anak Bontot yg Lahir Kepalanya Kejedot


       Pada sebuah malam yang sunyi nan dingin yang begitu menusuk kalbu, di sebuah rumah yang berbau obat-obatan bisa dibilang kayak bau di rumah sakitlah. Terdengar sebuah jeritan dan suara rintihan manusia yang berjenis kelamin sama seperti hawa atau dalam dongeng ramayana seperti sinta. Haaaiyah, kelamaan perempuan deh. Perempuan itu berteriak "aduuuuuhhhh.....aaaaaakkkkkkkk" sambil mengambil nafas dalam-dalam. Kemudian terdengar suara dari perempuan lain yang berteriak "Terus ibu ayook terus bentar lagi keluar". Disambut lagi suara mirip adam atau rama yang berteriak “Ibuu pasti bisa, ayoo terus ibu teruss”. Eiitz jangan mikir yang aneh-aneh dulu, semua itu hanya dialog spontan antara emak-emak dan suaminya dengan seorang dukun bayi (dibaca:Bidan) yang lagi bersemangat untuk melahirkan bayi.
       Nah di samping emak-emak yang sedang melahirkan itu berdiri sesosok pria berbadan kekar nan tampan. Dengan rasa galau dan senang dia menggenggam erat kaki emak-emak itu. *eeehhh maksudnya tangan, kalo kaki tar ganggu ibu bidan yang lagi kerja dong. Kalo ibu bidannya marah trus bilang “Bapak bias minggir enggak sih, saya lagi konsentrasi penuh sama bini bapak neh, ganggu aja” eh si bapak kagak trima dan marah bilang “Heellooowww, ini bini siapa? Orang bini saya masak kagak boleh pegang kakinya, siapa situ berani ngelarang-larang”. Dijawab lagi sama bidannya sambil nenteng alat suntik dengan mata sinis, “Iya emang bini bapak, tapi ini saya lagi kerja buat lahirin anak bapak. Mau anaknya kagak jadi lahir trus tumbuh ampe tua didalem rahim, beol didalem rahim, nikah juga didalem rahim bini bapak??!!” Bapak itu lalu diam seribu bahasa. Kemudian si bidan berkata “Kalo mau ngajak ribut, neh ngomong sama tangan”. (sodorin telapak kaki) Udah-udah malah jadi cerita tentang perang panas dingin nan ruwet didepan emak-emak yang lagi ngotot ngelahirin anaknya. Malah ngakak sendiri aku ngebayanginnya, bentar-bentar aku ngakak dulu ya “Hahaahahaaahahaa”. Udah cukup. *Plisss kalian jangan ikut-ikut ngebayangin*
Beberapa jam kemudian
      “Oeeeekkkkkk…oeek..ooeeekk…. Oouwwoooooo,,,lalalaa yeyeyeee” suara bayi yang sedang menangis di pelukan seorang bidan. Alhamdulillah lahir dengan selamat bayi laki-laki, begitu juga emaknya selamat tanpa suatu kendala apapun. Wajahnya begitu lucu,imut,nggemesin (pokoknya kayak cherybell dech) Looh looh kan bayinya cowo masak kaya cherybell -______-. Setelah bayi itu di bersihkan oleh ibu bidan, kemudian di berikan kepelukan emaknya. Ama emaknya dicium cium keningnya. Setelah emak-emak itu meluapkan rasa senang nan gembira campur rasa sakit pkoknya campur aduk dech, diberikan si bayi kepada bapaknya. Oleh bapak tersebut di bacakan lafadl Adzan di telinganya. Sesudahnya di cium deh si bayi lalu si bapak nyium kening bininya. *Akkk coo cweeeeetts sekaleee* Ternyata si bayi laki-laki yang kaya cherybell itu sudah disiapkan nama yaitu….yaituuu jeeng jeng jengg jeeeenggg  DEDY SETIYO NUGROHO (Orang seRT pada tepok tangan). Nama yang begitu anggun nan indah dari orang tua. Tentu mereka memilih nama tersebut karena mempunyai makna sendiri. Nah inilah kisah kelahiran si bontot yang lahir kepalanya kejedot. Ehh, kepala si bayi enggak make kejedot juga lho. Kalo kejedot gitu kan kasian bayinya. Iya gak? Judul “Anak bontot yang lahir kejedot” dipilih iseng aja biar sedikit dramatis. *Jangan dilemparin sepatu ama botol aqua ya* Okelah, yang pasti dan intinya lahir seorang anak bontot karena setelah aku lahir emakku kagak mau ngelahirin anak lagi. Takut si bapak malah berantem sama bidannya. (Mringis). 
        Dan saat aku udah gede nih Tanya ama emak dan bapak ku tentang arti nama tersebut, ehh di jawab ama bapakku “Arti nama kamu itu ada dalam perjalanan hidupmu kelak nak” (sambil baca koran yg terbit seminggu yang lalu). Terus di tambahanin lagi ama emakku, “Nama kamu itu tercipta dari kasih sayang ibuk dan bapak yang merajut menjadi satu untuk saling melengkapi seperti benang yang terputus kemudian di simpul menjadi tersambung kembali”. Dalam hatiku berbisik, “Tumben banget ni emak ama bapakku bicara kaya penyair zaman romawi kuno”. (sambil ngupil di idung kaka laki-lakiku).

#Begitulah lahirnya seorang Dedy Setiyo Nugroho. Ceritanya ribet dan semrawut ya kaya perempatan jalan magelang. Good bye all#